TINGKAT SLTP dan SMA SE-DERAJAT
"LANTANGKAN SUARAMU ANAK MUDA"
Kamis 17 Desember 2009
Jam 13.00 - 18.00
Tempat: Perpustakaan Kota Malang
Persyaratan:
Kamu harus siswa SLTP dan SMA se-derajat
Mengisi formulir
Memilih salah satu puisi yang akan kamu bacakan
- Aku ( Chairil Anwar)
- Di Beranda ini Angin Tak Terdengar Lagi ( Gunawan Muhamad)
- Dengan Puisi Aku ( Taufik Ismail)
- Gadis Peminta-Minta ( Toto Sudarto Bachtiar)
Membayar Rp.20.000 pas regritrasi ulang, atau kirim via rekening
Bank BRI a.n Mohamad Fahmi 122901001973508
Jangan lupa membawa bukti transfer ketika daftar ulang
NB: Pakai pakaian yang mendukung ekspresi baca puisi kamu, yang penting sopan
CP Asna 08562631649
Organized by: Buka Buku, DuGawe organizer
Puisi yang akan di bacakan
Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi
Di beranda ini angin tak kedengaran lagi
Langit terlepas. Ruang menunggu malam hari
Kau berkata : pergilah sebelum malam tiba
Kudengar angin mendesak ke arah kita
Di piano bernyanyi baris dari Rubayat
Di luar detik dan kereta telah berangkat
Sebelum bait pertama. Sebelum selesai kata
Sebelum hari tahu ke mana lagi akan tiba
Aku pun tahu : sepi kita semula
Bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata
Pohon-pohon pun berbagi dingin di luar jendela
Mengekalkan yang esok mungkin tak ada
1966
Dengan Puisi, Aku
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya
1965
Gadis Peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu yang lebih tinggi dari menara Katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku,ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
1955
Tidak ada komentar:
Posting Komentar