Rabu, 25 November 2009

Seminar Nasional "Nasionalisasi Budaya Indonesia"

"NASIONALISASI BUDAYA UNTUK INDONESIA"
RAGAM SASTRA SEBAGAI PRODUK BUDAYA


Indonesia merupakan salah satu bangsa yang dianugrahi keanekaragaman budaya dengan berbagai karakter dan keunikannya masing-masing. Sistem kebudayaan terdiri atas nilai-nilai budaya berupa gagasan yang sangat berharga bagi proses kehidupan. Oleh karena itu, nilai budaya dapat menentukan karakteristik suatu lingkungan kebudayaan, dimana nilai tersebut dianut. Nilai budaya langsung atau tidak langsung akan diwarnai oleh tindakan-tindakan masyarakatnya serta produk kebudayaan yang bersfat materiil. Menurut Koentjarajakti, kebudayaan terdiri dari dua komponen pokok, yaitu komponen isi dan komponen wujud. Komponen wujud dari kebudayaan terdiri atas sistem budaya berupa ide dan gagasan serta sistem sosial berupa tingkah laku dan tindakan. Adapun komponen isi terdiri dari tujuh unsur universal, yaitu bahasa, sistem teknologi, organisasi sosial, ilmu pengetahuan, agama, dan kesenian.
Budaya memiliki produk-produk yang tidak hanya dapat menjadi kebanggan bagi pemiliknya, namun juga mampu menjadi bagian dari jati diri sekaligus identitas yang dapat ditonjolkan. Berbagai produk budaya tercipta melalui proses kreatif dan keintelektualitasan sebuah masyarakat. Produk-produk budaya tersebut dapat berwujud lisan, tulisan, pertunjukan, tingkah laku, tradisi, dll. Kesemuanya adalah satu kesatuan yang dapat dijadikan sebagai aset bangsa untuk meningkatkan kemajuan,kesejahteraaan, harkat, dan derajat di mata dunia.
Begitu banyak produk-produk budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, namun tak banyak masyarakat Indonesia mengetahui produk-pruduk budaya tersebut. Maka tidak menjadi hal yang mengagetkan, ketika negara lain tiba-tiba mengklaim salah satu produk budaya kita sebagai bagian dari budaya mereka. Hal ini dikarenakan ketidakpedulian masyakarakat Indonesia terhadap produk budayanya sendiri. Sebut saja kasus pengklaiman Reog Ponorogo dan Batik. Ironis, jika hal tersebut terulang lagi dan tidak menjadi satu tamparan bagi rakyat Indonesia untuk belajar menghargai produk budayanya sendiri.
Sastra sebagai bagian dari produk budaya, sebenarnya memiliki keragaman tersendiri. Sastra yang diketahui oleh kebanyakan orang hanyalah sastra dalam bentuk tulisan, seperti novel dan puisi. Tak banyak yang tahu, bahwa pantun, gurindam dua belas, cerita-cerita rakyat, mitos, legenda, dan tradisi-tradisi bercerita merupakan bagian dari sastra yang pada dasarnya adalah bagian dari budaya. Ketidakmengertian dan pemahaman tentang hal tersebut, pada akhirnya dapat menjadi satu titik kelemahan yang dapat dijadikan alat bagi pihak lain yang memiliki maksud jahat terhadap kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Keberagaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kebanggaan yang tidak hanya sekedar dimengerti, tapi juga dijaga dan dicintai. Oleh Karena itu, sangat penting menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian terhadap produk budaya dengan cara memerkenalkan dan mensosialisasikan produk-produk budaya yang tidak dimengerti masyarakat luas, termasuh ragam sastra.

Pemateri
Sapardi Djoko Damono (Sastrawan & budayawan)
Zawawi Imron (Sastrawan & budayawan)
Agus Sunyoto (budayawan)

30 November 2009 (18.00 - selesai)

Gedung Sasana Budaya Universitas Negeri Malang

HTM:
Rp. 40.000 (umum)
Rp. 30.000 (Mahasiswa S1 & Diploma)
Rp. 25.000 (pelajar)
(Daftar 10 gratis 1)

Pendaftaran:
dibuka mulai 5 November 2009
Kesekertariatan UKMP UM “Balai Penulis Muda”
Kompleks UKM Gedung C3 Universitas Negeri Malang

Via Rekening: Bank BRI a.n. Mohamad Fahmi
no. Rek. 122901001973508

CP:
Fahmi 085746171898
Asnah 08562631649
Elsy 085655591312

seminarbudaya_ukmp@yahoo.co.id